Kami bagaikan mangkok yang mengambang di permukaan air. Bagaimana dan ke mana mangkok pergi tidak ditentukan mangkok, melainkan oleh air.
Sampai di sini seseorang berkata, “Secara umum ungkapan itu dapat diterima, maka sejumlah orang akan menyadari bahwa mereka berada di atas air sementara yang lainnya tidak.”
Apabila secara umum dapat diterima, maka pernyataan: “Hati orang beriman ditahan di antara dua jemari Yang Maha Kasih.” Tidaklah benar, juga firmannya:
Yang Maha Kasih telah memberi pelajaran pada Al-Qur’an
(QS. 55 : 1 – 2)
adalah tidk benar.
Hal ini secara umum tidak bisa disebut dengan pernyataan dapat digunakan Tuhan mengajar semua hal yang diketahui. Kenapa lantas secara khusus memilih Al-Qur’an? Di dalam Sabda-Nya:
Dia amenciptakan surga dunia (QS. 6 : 1), kenapa mengkhususkan pada surga dan dunia padahal dia menciptakan seluruh benda secara umum?
Tidak diragukan lagi bahwa seluruh mangkok mengambang di atas air kekuatan dan kehendal Ilahi, tetapi akan tidak sopan menganggap Tuhan sebagai sumber segala sesuatu, disebutkan dengan sebutan yang vulgar. Misalnya menyebut Dia pencipta tahi sapi dan kentut. Dia lebih tepat untuk didsebut sebagai Pencipta Surga ata Pencipta Intelek. Maka pasti ada alasan untuk setiap bagian-bagian yang terpisah ini meskipun secara umum dapat diterima. Karena perincian sesuatu merupakan penunjukkan atas keterpilihannya.
Pada pokonya, mangkok mengambang di atas air. Air salah membawa sebuah mangkok sedemikian rupa hingga semua mangkok lain melihat padanya. Mangkok yang lain dibawa oleh air dengan cara dan jalan yang berbeda dengan mangkok yang pertama, hingga secara instingtif mereka pergi darinya karena merasa malu. Mereka terinspirasi untuk kabur oleh air dan merasa tidak mungkin untuk melakukan hal yang serupa. Mereka berkata, “Ya Tuhan, besarkanlah jarak di antara kami!” Terhadap yang pertama berkata, “Ya Tuhan” bawa kamis semakin denkat padanya!”
Sekarang, orang melihat hal ini secara umum dapat diterima akan berkata bahwa, penaklukan keduanya oleh air sama saja. Dengan ungkapan lain, kedua kelompok mangkok itu sama-sama ditaklukkan oleh air, dan berada di bawah kendali air. Untuk menjawab hal ini, orang dapat berkata, “Apabila engkau melihat betapa agung dan indahnya mangkok itu berputar dan bergerak di atas air, engkau tidak akan lagi memperhatikan ungkapan yang mengatakan bahwa, hal tersebut secara umum dapat diterima.”
Sama halnya dengan sepasang kekasih yang memiliki kesamaan dalam perilaku yang buruk, Tapi pernahkah terpikir oleh seorang kekasih bahwa orang yang dicintainya memiliki perilaku buruk, sedangkan pendapatnya itu berdasarkan pada pemahaman umum, misalnya karena keduanya merupakan mahluk makhluk material yang fana – keduanya merupakan entitas, yang menempati ruang, dan keduanya akan mengalami kehancuran – atau berdasarkan karakteristik lain yang secara umum dapat diterima?
Hal-hal semacam itu tidak akan pernah dipikirkan olehnya. Dia tentu tidak akan berlaku sopan pada seseorang yang mengingatkannya pada asumsi yang “seara umum dapat diterima” tersebut, dia akan menganggap orang itu sebagai setan jahat yang muncul dari dirinya. Maka, sejak engkau memiliki hal itu untuk menghargai sesuatu dari suatu sudut pandang yang umum – berarti engkau tidak akan mampu untuk melihat keindahan kami secara partikular – maka tidak pantas untuk bertengkar denganmu karena pertengkaran kami telah tercampur dengan keindahan, dan memperlihatkan keindahan kepada orang yang tidak layak atasnya merupakan suatu kesalahan. “Jangan beritahukan hikmah kepada yang tidak layak, kalau-kalau engkau akan menyalahkan hal itu; jangan tahan itu kepada yang layak kalau-kalau engkau berbuat salah pada mereka.”
Pengetahuan ini memang suatu spekulasi, bukan pertengkaran. Mawar, pohon dan buah-buahan tidak berbunga di musim gugur, karena hal itu akan menimbulkan perselisihan – yakni, itu akan jadi pertentangan dengan “lawan” musim gugur – dan memang bukan sifat mawar muncul untuk menentang musim gugur. Apabila matahari telah melakukan pekerjaannya, mawar akan mekar berbunga di dalam cuaca sedang dan hangat, Kalau tidak, mawar itu akan kembali ke dalam tanah dan kembali ke akar. Bisa jadi musim gugur akan berkata kepadanya, “Apabila engkau bukan ranting yang kering, apabila engkau laki-laki sejati, keluar dan hadapi aku!” Tetapi mawar menjawab, “Sebelum engkau muncul, aku adalah satu ranting kering dan seorang pengecut. Katakan, apa yang engkau inginkan.”
Wahai raja yang dipenuhi kebenaran.
Pernahkah engkau melihat seorang munafik yang lebih buruk dariku?
Dngan mereka yang hidup untukmu aku hidup.
Dengan mereka yang akan mati kepadamu aku mati.
Engkau Bahauddin apabila ada seorang perempuan sihir buruk rupa tanpa gigi dan wajah berkeriput bagaikan punggung kadal datang kepadamu dan berkata, “Jika engkau lelaki sejati, aku di sini. Di sinilah kudanya. Di sinilah gadis cantikmu. Di sinilah lapanganmu. Tunjukkan kejantananmu apabila engkau seorang lelaki”, engkau akan berkata, “Demi Tuhan! Aku bukan lelaki. Apa yang mereka katakan suatu bohong. Apabila engkau sahabt, akan lebih baik bagimu untuk menjadi pengecut.”
Apabila kalajengking muncul dengan penyengatnya bertengger padas salah satu anggota tubuhmu dan berkata, “Aku pernah mendengar engkau lelaki periang. Tertawalah agar aku mampu melihat bagaimana engkau tertawa!” Engkau akan berkata, “Karena engkau telah datang, aku katakan kepadamu bahwa aku tidak memiliki tawa dan keriangan. Apa yang telah engkau katakan bohong. Seluruh perangsangku untuk tertawa sekarang menyibukkan diri dengan harapan agar engkau pergi.”
Seseorang berkata, “Engkau memandang dan kenikmatan menjadi hilang. Jangan memandang kalau-kalau kebahagiaanku pergi.” Ada waktu ketika kebahagiaan pergi meninggalkan dirimu tanpa menoleh, bergantung pada keadaan. Apabila tidak demikian, Tuhan tidak akan pernah berfirman:
Ibrahim sangat penuh kasih sayang dan sangat berbelas kasihan
(QS. 9 : 114).
Orang mesti tidak mempertunjukkan perilaku ketaatan apa pun, karena seluruh iri hati adalah kenikmatan. Engkau mengatakan apa-apa yang engkau perbuat dengan tujuan agar kebahagiaan datang. Apabila ada seseorang yang menyebabkan kebahagiian, engkau pergi menuju orang itu untuk memperoleh kebahagiaan.
Apa yang engkau lakukan seperti berteriak kepada seorang lelaki yang sedang tidur, “Bangun, Cepat! Kafilah akan meninggalkan kita.”
“Jangan bertereiak kepadanya,” kata mereka, “karena dia sedang berada dalam kondisi ekstasem dan karena teriakanmu kondisi ekstasenya akan hilang.”
“Kenikmatan ekstatik itu suatu kehancuran,” katamu, “sedangkan yang satu ini dilindungi dari kehancuran.”
“Jangan ganggu dia!” mereka berkata, “Karena teriakanmu akan menghalanginya untuk berfikir.”
“Teriakan ini akan membuat orang yang tidur berpikir. Kalau tidak, apa yang dapat dia pikirkan di dalam tidurnya? Setelah bangun, baru dia akan berpikir.”
Maka kemudian ada dua jenis teriakan. Apabila orang yang berteriak berada di depan dibanding yang lain dalam pengetahuannya, maka teriakan itu akan menghasilkan peningkatan pemikiran, sebab si pemberi peringatan memiliki pengetahuan dan keterjagaan Ilahi. Usia membangunkan yang laind ari kelainan tidurnya, dia akan memberi tahu dunianya sendiri dan menyeretnya ke sana.
Sebagai hasilnya, jenjang pemikiran orang yagn tidur akan meningkat, karena dia dipanggil dari suatu jenjang kondisi yang menakjubkan. Pada sisi alin, apabila orang yang membangunkan, kecerdasan dan pemikirannya berada di bawah orang yang tidak tiru, maka ketika ia membangunkan orang yang tidur tersebut, pandangan orang tidur itu akan tertuju ke bawah. Orang yang membangunkan berada lebih bawah dibangding orang yang tidur, pandangannya tentu saja ada di bawah, dan pikirannya menuju dunia yang lebih bawah.